Teman-teman semua, seluruh rakyat Indonesia, tahukah kawan-kawan bahwa eskalasi kekerasan di Papua semakin meningkat dalam beberapa hari terakhir ini? Teror, kekerasan dan ancaman menjadi wajah keseharian kehidupan masyarakat di Papua. Sepanjang bulan Juni saja, sebanyak 11 orang meninggal dunia dan 5 orang luka-luka akibat ditembak secara "misterius".
Situasi yang seharusnya menjadi perhatian serius Presiden, ternyata hanya ditanggapi dengan pernyataan bahwa yang terjadi di Papua hanya dalam ‘skala kecil dan korban yang limited’. Nyawa-nyawa yang hilang, bahkan sejak Papua berintergrasi dengan Indonesia, dianggap 'skala yang kecil'. Jumlah penduduk Papua yang terus menyusut, Mama-mama dan perempuan-perempuan Papua yang diperkosa, kehilangan anak, suami, saudara, juga dianggap 'skala yang kecil'.
Sementara respon yang diberikan justru dalam skala besar: penambahan pasukan dan operasi-operasi militer, komando-komando teritorial, serta pos-pos kemanan. Tentara dan para pasukan bersenjata wara wiri di pemukiman-pemukiman pendudukan, gereja-gereja, pasar-pasar, dan sekolah-sekolah, menyebar keresahan dan ketakutan warga.
Presiden dengan mudahnya hanya menuduh bahwa separatis lah di balik serangan yang beruntun di Papua. Suatu tuduhan yang gampang-gampangan dan cari kambing hitam yang bertujuan untuk kembali mendeskreditkan orang Papua. Presiden justru menyalahkan orang Papua yang, padahal, telah menjadi korban dalam situasi ini.
Sumber-sumber penyebab kekerasan di Papua tak pernah mau dan bisa diselesaikan pemerintah dan aparatus negara di Indonesia. Sumber-sumber penyebab tersebut adalah: ketidakadilan ekonomi terhadap orang-orang asli Papua sejak PT. Freeport beroperasi, penambahan pasukan dan operasi-operasi militer yang mengikutinya, persoalan sejarah politik integrasi Papua yang tak pernah mau dievaluasi dan diperiksa dengan jujur. Sehingga separatisme, dan kekerasan bukanlah sebab, melainkan akibat, yang diatasi bukan melalui dialog demoktatis dan partisipatif, melainkan dengan kekerasan kembali.
Saat ini solusi penyelesaian damai Papua untuk kemanusiaan hanya ada di tangan rakyat Indonesia dan rakyat Papua yang saling tolong menolong dalam kebaikan dan solidaritas. Untuk itulah petisi ini kami layangkan agar mendapatkan dukungan dari kawan-kawan sekalian. Solidaritas seluruh rakyat yang menjadi korban adalah kunci bagi Papua yang damai, Papua yang sejahtera dan bermartabat.
Tak ada Indonesia yang demokratis dan sejahtera, tanpa Papua yang demokratis dan sejahtera,
Terima kasih atas dukungannya.
Salam Solidaritas.
SOLIDARITAS KEMANUSIAAN UNTUK PAPUA
Isi Petisi KLIK DISINI
Situasi yang seharusnya menjadi perhatian serius Presiden, ternyata hanya ditanggapi dengan pernyataan bahwa yang terjadi di Papua hanya dalam ‘skala kecil dan korban yang limited’. Nyawa-nyawa yang hilang, bahkan sejak Papua berintergrasi dengan Indonesia, dianggap 'skala yang kecil'. Jumlah penduduk Papua yang terus menyusut, Mama-mama dan perempuan-perempuan Papua yang diperkosa, kehilangan anak, suami, saudara, juga dianggap 'skala yang kecil'.
Sementara respon yang diberikan justru dalam skala besar: penambahan pasukan dan operasi-operasi militer, komando-komando teritorial, serta pos-pos kemanan. Tentara dan para pasukan bersenjata wara wiri di pemukiman-pemukiman pendudukan, gereja-gereja, pasar-pasar, dan sekolah-sekolah, menyebar keresahan dan ketakutan warga.
Presiden dengan mudahnya hanya menuduh bahwa separatis lah di balik serangan yang beruntun di Papua. Suatu tuduhan yang gampang-gampangan dan cari kambing hitam yang bertujuan untuk kembali mendeskreditkan orang Papua. Presiden justru menyalahkan orang Papua yang, padahal, telah menjadi korban dalam situasi ini.
Sumber-sumber penyebab kekerasan di Papua tak pernah mau dan bisa diselesaikan pemerintah dan aparatus negara di Indonesia. Sumber-sumber penyebab tersebut adalah: ketidakadilan ekonomi terhadap orang-orang asli Papua sejak PT. Freeport beroperasi, penambahan pasukan dan operasi-operasi militer yang mengikutinya, persoalan sejarah politik integrasi Papua yang tak pernah mau dievaluasi dan diperiksa dengan jujur. Sehingga separatisme, dan kekerasan bukanlah sebab, melainkan akibat, yang diatasi bukan melalui dialog demoktatis dan partisipatif, melainkan dengan kekerasan kembali.
Saat ini solusi penyelesaian damai Papua untuk kemanusiaan hanya ada di tangan rakyat Indonesia dan rakyat Papua yang saling tolong menolong dalam kebaikan dan solidaritas. Untuk itulah petisi ini kami layangkan agar mendapatkan dukungan dari kawan-kawan sekalian. Solidaritas seluruh rakyat yang menjadi korban adalah kunci bagi Papua yang damai, Papua yang sejahtera dan bermartabat.
Tak ada Indonesia yang demokratis dan sejahtera, tanpa Papua yang demokratis dan sejahtera,
Terima kasih atas dukungannya.
Salam Solidaritas.
SOLIDARITAS KEMANUSIAAN UNTUK PAPUA
Isi Petisi KLIK DISINI
0 Response to "Presiden Republik Indonesia: JANGAN SELALU DESKRIDITKAN ORANG PAPUA! DIALOG DAMAI SEKARANG."
Posting Komentar