Pesan Solidaritas Perempuan Mahardhika untuk Kongres Rakyat 1 Dewan Rakyat Mamuju-Sulawesi Barat
Perjuangan perebutan kembali lahan dan peningkatan kesejahteraan rakyat membutuhkan pelibatan seluas-luasnya, antara perempuan dan laki-laki, antara ibu-ibu dan para suami”
Salam Kesetaraan!
Senang, Gembira, Bahagia adalah rasa yang ada pada diri kami ketika mendengar rencana pelaksanaan Kongres Rakyat 1, Dewan Rakyat yang diselenggarakan di Lapangan Desa Babana, Kecamatan Budong-budong, Mamuju, Sulawesi Barat.
Semangat perjuangan perebutan kembali lahan / tanah yang diusung oleh seluruh kawan-kawan yang hadir di sini adalah alasan kenapa kami turut berbahagia.
Kami, Perempuan Mahardhika, adalah organisasi perempuan berskala nasional yang mendasarkan perjuangannya untuk merubah sistem dan budaya yang melegalkan penindasan manusia atas manusia, yang merampok jutaan hak rakyat miskin demi kesenangan segelintir orang (pengusaha / pemodal).
Kami sadar bahwa dalam tahun-tahun belakangan ini para pengusaha / pemodal nasional maupun internasional sedang kebingungan untuk mencari jalan keluar dari kemacetan usaha yang mereka alami. Produk-produk yang diproduksi dari perusahaan mereka (mobil, rumah, motor, dsb) tidak dapat dibeli oleh masyarakat dunia karena harganya yang melambung tinggi, bahkan bisa 100% lebih mahal dari harga produksi sebenarnya. Bahkan buruh-buruh di negara-negara Eropa ataupun Amerika pun tak bisa membelinya.
Kemacetan usaha tersebut telah mendorong para pengusaha ini untuk secepat-cepatnya melakukan penguasaan terhadap lahan/tanah. Penguasaan lahan berarti juga menguasai sumber daya alam yang terkandung di dalamnya, penguasaan lahan dapat lebih menjamin keuntungan investasi modal mereka.
Alhasil, 163 konflik tanah terjadi di tahun 2011, melibatkan lebih dari 69.975 keluarga. Disusul dengan tragedi Mesuji Lampung yang menewaskan 32 petani, dan penembakan 3 warga sipil di pelabuhan Sape, Bima-Nusa Tenggara Barat (data diperoleh dari laporan WALHI).
Berbagai peristiwa perebutan lahan di Sulawesi Barat yang sedang terjadi sekarang tidak terlepas dari skenario besar di atas. Dan semua peristiwa itu tentunya melibatkan peran besar dari tentara dan pemerintah penindas rakyat yang saat ini bercokol di Indonesia.
Kawan-kawan ku peserta Kongres Rakyat,
Ke depan perjuangan kita akan semakin berat, kita berhadapan tidak hanya dengan pejabat atau pemerintah daerah, tapi kita sedang berhadapan dengan pemodal raksasa nasional maupun internasional dengan segala kekuatan tempurnya, oleh karena itu pelibatan seluruh elemen kekuatan rakyat yang berkepentingan terhadap perebutan kembali ini adalah sebuah keharusan untuk mencapai kemenangan.
Perempuan adalah elemen yang seringkali dilupakan dalam perbesaran kekuatan ini. Masih banyak pemikiran yang menganggap bahwa perempuan tidak berkepentingan dalam perjuangan perebutan kembali lahan karena tugasnya hanyalah berada di dalam rumah. Pemikiran tersebut adalah keliru.
Setiap hari perempuan harus memastikan ketersediaan pangan bagi keluarga, mengatur pengeluaran rumah tangga, mengatur gizi setiap anggota keluarga. Perempuan setiap hari juga harus pergi ke sawah, menyiapkan benih, mengelola lumbung, menanam dan menyiangi padi.
Betapa dekatnya kegiatan perempuan dengan pengelolaan lahan dan kepentingan untuk terus mempertahankan lahan. Oleh karena itu, saatnya berfikir bahwa perempuan adalah elemen penting untuk diikutsertakan dalam perjuangan ini.
Kepada kawan-kawan ku perempuan, peserta Kongres Rakyat,
Konflik lahan yang marak terjadi sekarang, penguasaan lahan oleh para pemodal nasional dan internasional adalah rencana besar yang akan merenggut kebahagiaan keluarga kita, merenggut masa depan anak-anak kita.
Mari terlibat sepenuh-penuhnya dalam perjuangan ini, mari hadir dalam rapat-rapat warga, mari hadir dalam pengambilan keputusan, mari berani berbicara dan berpendapat menyuarakan isi hati kita. Kita harus marah atas situasi penindasan ini. Ayo terlibatlah!
Sukses untuk Kongres Rakyat 1 Dewan Rakyat Mamuju-Sulawesi Barat,
Hidup Perempuan dan Laki-laki yang bersama berjuang merebut kembali hak atas tanah!
Jakarta, 14 November 2012
Dian Novita
Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika
0 Response to "Pesan Solidaritas Perempuan Mahardhika"
Posting Komentar