Statement Solidaritas PPR


Salam Perlawanan!!
Hidup Rakyat Yang Berjuang!!

Kepada kawan-kawanku yang sedang melakukan kongres rakyat;
Sebelumnya, kami dari Partai Pembebasan Rakyat, menunduk hormat atas semangat dan perjuangan kawan-kawan di Mamuju, Sulbar. Sebelumnya, jangan khawatir, kami bukanlah partai parlemen, kamipun menolak setiap pemilu yang bagi kami pemilu adalah ajang tipu daya elite politik. Kami adalah organisasi gerakan yang meyakini bahwa perubahan nasib rakyat hanya ada di tangan proletariat/rakyat miskin dengan gerakan massa. Persatuan Rakyatlah yang seharusnya mengambil alih kekuasaan.

Kini, kita membutuhkan sebanyak-banyaknya tenaga penggerak perubahan. Kita, rakyat sendirilah yang bisa merubah situasi dan nasibnya. Tentu kita ingat, sejarah bangsa kita adalah sejarah pergolakan dan perlawanan rakyat. Kebebasan politik dan kemerdekaan yang telah kita raih adalah berkat persatuan rakyat dalam mengolah tenaganya untuk mendorong perubahan nasib. Tahun-tahun 1945, 1978, 1998 adalah tahun perlawanan rakyat untuk menegakkan kembali derajatnya bahwa rakyat miskin sekalipun punya harga diri. Meski kini, kita juga merasakan bahwa kemerdekaan lambat laun mulai ditarik kembali dari tangan rakyat, kebebasan politik dan kesejahteraan lambat laun dihambat oleh kekuasaan. Benar bahwa kita kini tidak berhadapan langsung dengan penjajahan dari luar, akan tetapi, kita sedang berhadapan dengan kekuatan elite politik/kekuasaan dalam negeri dimana mereka lebih senang membela kaum kaya yang memiliki banyak modal ketimbang berdiri di tengah kesakitan rakyat. Kita sedang berhadapan dengan kekuasaan yang haus akan keuntungan pribadi, kita diperhadapkan dengan pengusaha-pengusaha perkebunan yang tamak, kita berhadapan dengan para pemilik pabrik yang kikir, dengan para tuan tanah rakus, dan tentunya kita juga dipaksa berhadapan oleh militer dan preman yang bisa mereka bayar untuk mengamankan kekayaan mereka. Lalu, semuanya didukung oleh pemerintahan zalim yang sedang berkuasa.

Kawan-kawanku,
Tahukah bahwa mereka, orang-orang kaya yang rakus itu, sedikit jumlahnya ketimbang jumlah total rakyat miskin di negeri ini. Hanya terdapat 40 orang super kaya yang mengendalikan Negara dan membuat aturan-aturan, menentukan hukum, mengatur produksi, hingga mereka bisa mengatur kapan kita hidup dan kapan kita mati. Kawan-kawan peserta kongres, kemiskinan dan penindasan yang dirasakan rakyat bukanlah takdir, karena kemiskinan dan penindasan yang kita dapatkan adalah ulah manusia, maka, jangan pernah menganggap itu tidak bias dirubah. Tentunya, Tuhan itu penuh kasih dan penyayang, dan Tuhan pun mengajarkan pada kita untuk melawan kezaliman, kesewenang-wenangan, melawan perbudakan manusia atas manusia lain.

Kawan-kawanku,
Hingga detik ini, kita sedang dikepung oleh minoritas penguasa. Mereka menjual segala kekayaan Negara kepada siapapun yang mau membelinya. 85,4% perusahaan asing menguasai Minyak dan Gas, 50% saham perbankan nasional dikuasai asing, 70% pasar saham dikuasai mereka. Dan tak kalah berbahaya juga adalah kaum kaya dalam negeri, mereka bekerjasama dengan kaum pemodal dari luar negeri dan pemerintahan, mengeruk kekayaan alam kita hingga rakyat generasi sekarang tidak mendapatkan apa-apa, apalagi anak cucu kita. Sebut saja perusahaan AS bernama Freeport, yang sejak tahun 1967 oleh Soeharto diijinkan merampok kekayaan tanah Papua dengan keuntungan 620 juta dolar tiap bulannya. Dengan keuntungan sebesar itu, apakah rakyat Papua sejahtera? SAMA SEKALI TIDAK!! Rakyat Papua justru sengsara, bahkan mereka dibantai karena keberadaan perusahaan tersebut merusak adat, merusak alam yang masih digunakan oleh rakyat. Sebut lagi perusahaan raksasa bernama Exxon Mobile Oil, Newmont, Total, Rio Tinto, Medco, dan masih banyak lagi. Dan sekali lagi, pemerintahan kita mengijinkan mereka beroperasi bahkan para pengusaha dalam negeri membantu melapangkan jalannya perampokan sumber daya alam.

Mereka lebih suka membangun jembatan raksasa, jalan TOL, bandara, pabrik/industri dengan mengorbankan tanah rakyat. Mereka lebih senang berproduksi yang tidak dibutuhkan rakyat miskin, pembangunan yang tidak ada manfaatnya langsung terhadap rakyat. Semakin berkuasa, semakin kaya, semakin rendah kadar kemanusiaannya, semakin berani mengorbankan hak rakyat.

Kawan-kawanku yang bersemangat,
Di berita TV, Koran cetak, media online, radio-radio, seminar para ahli, kementerian dan pidato presiden, menyatakan bahwa keadaan ekonomi Indonesia meningkat, inflasi terkendali, pengangguran menurun. Semua isinya menyatakan bahwa: ekonomi kita baik-baik saja, rakyat makin sejahtera. Kawan-kawanku, kita harusberhati-hati, kita sedang dijejali data-data yang tidak sesuai realita, diberi cerita tentang mitos kesejahteraan, rakyat hidup di atas tipuan propaganda data-data, angka-angka. Bagaimana mungkin kemiskinan dan kesengsaraan rakyat hanya dihitung dengan angka, sedangkan pengangguran dan kemiskinan jutaan jumlahnya. Jika kawan-kawan tahu, standar pemerintah dalam menyebut rakyat miskin adalah mereka yang memiliki pendapatan di bawah 540.000 per bulan. Artinya, jika rakyat yang memiliki pendapatan di atas 540.000 per bulan itu dikatakan oleh pemerintah sebagai warga kelas menengah ke atas. Itulah politik data yang dipakai untuk menipu kita. Bukan pendapatan rakyatnya yang ditambah, tetapi, penentuan standar pendapatan rakyat yang diturunkan.

Kawan-kawanku seperjuangan,
Tentunya kita sudah sadar siapa yang akan kita hadapi, siapa musuh rakyat, dan siapa kawan juang bagi rakyat miskin. Di Jakarta, kawan-kawan buruh masih terus mengobarkan perlawanan menuntut upah yang sesuai bagi standar kehidupan, bayangkan, untuk memperjuangkan hidup yang standar/pas-pasan saja membutuhkan waktu yang panjang, membutuhkan pengorbanan yang banyak, dan membutuhkan lebih banyak lagi kaum buruh untuk melawan. Maka, kuncinya adalah: PERSATUAN. Kenapa butuh persatuan? Karena kita sadar, kekuatan kita kecil jika tidak bersatu, karena kita menghadapi musuh yang memiliki kekayaan, senjata dan kekuasaan.

Perjuangan kawan-kawan di Mamuju akan kami sebarkan ke seluruh organisasi rakyat yang sedang melakukan perlawanan yang sama. Agar menjadi semangat,menjadi inspirasi dan yang terpenting adalah: Perjuangan kawan-kawan di Mamuju terhubung dengan perlawanan kawan-kawan di Jakarta, Surabaya, Medan, Kalimantan, Jogjakarta, Sinjai, Makasar, Papua, Bekasi, Tangerang, Karawang, Batam. Kenapa kita harus menyatukan perlawanan? Agar kekuatan kita tumbuh membesar, agar serangan kita terpusat, karena musuh kita adalah satu.

Kawan-kawanku,
Untuk penutup surat ini, kami sangat mendukung atas apa yang sedang kawan-kawan kerjakan. Harapan kami, perjuangan dan perlawanan kawan-kawan di Mamuju bisa segera disatukan dengan perlawanan kaum buruh dan mahasiswa di seluruh daerah.

Terimakasih sudah diberikan waktu untuk dibacakannya surat solidaritas dan dukungan dari kami pada kongres ini. Sekali lagi, kami menunduk hormat atas semangat dan perjuangan kawan-kawan di Mamuju.

Hidup rakyat!
Hidup kaum tani
Hidup buruh!
Hidup persatuan rakyat!

Salam perlawanan!



Jakarta, 15 November 2012



Surya Anta;
Juru bicara Partai Pembebasan Rakyat.

0 Response to "Statement Solidaritas PPR"

Posting Komentar

wdcfawqafwef